Setiap selesai sujud bersimpuh dihadapan-Nya aku tak pernah
ragu untuk meminta. Tentunya permintaanku adalah kebahagian dunia dan akhir
duniaku. Mohon diampuni atas segala dosa yang pernah tergores, dan hal-hal lain
yang bersifat permintaan. Permintaan yang selalu kupinta adalah agar aku bisa
bertemu disaat yang tepat, dan bisa menjalin ikatan cinta yang halal dengan
seseorang yang aku kenal tepat ditanggal 11 september 2009 lalu. Sehingga aku
menyimpan keyakinan bahwa aku mencintainya dan pada suatu saat nanti kita akan
dipertemukan dan hidup bahagia. Selalu itu yang ku ulang-ulang dalam doa. Namun
setelah melihat kenyataan aku belum menemukan tanda-tanda yang menunjukan bahwa
kebersamaan itu akan ada. Mungkin bisa dibilang cinta bertepuk sebelah tangan.
Tapi entah lah. Yang jelas keyakinan ku mulai goyah. Aku takut jika aku bangkit
dari penantian yang belum pasti ini aku akan menerima penyesalan, tapi jika aku
terus terkurung dalam perasaan ini, aku akan membusuk dengan sebuah penantian.
Bukannya aku mengkhianati doa, keyakinan dan segala permintaanku tapi aku harus
melanjutkan hidupku. Jika aku beranjak dari penantianku, bukan berarti aku tak
mencintainya lagi. Aku pernah mendengar bahwa hakikatnya cinta tak harus
memiliki. Mungkin pernyataan ini yang harus aku jalani sekarang. Jika didunia
aku dan dia tak dipersatukan, mungkin disurga nanti kita akan dipertemukan. Mulai
saat ini kan ku ikhlaskan segala apa yang akan terjadi pada cintaku. Kan ku
kembalikan segalanya pada sang maha pembolak-balik hati.
“Maaf aku harus
pergi sejenak, namun cinta ini masih selalu tersimpan disini”